Sabtu, 24 November 2012

PROSES-PROSES DAN INTERAKSI SOSIAL


BAB I : PENDAHULUAN

       I.            PENGANTAR
Proses sosial diartikan sebagai pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama ( Selo Soemarjan, 1964). Pengetahuan mengenai proses-proses sosial sangat penting, karena memungkinkan seseorang memperoleh pengertian segi-segi dinamis atau gerak dari masyarakat. Proses sosial berpangkal pada interaksi sosial yang dapat terjadi baik antar perorangan maupun kelompok dalam masyarakat. Interaksi sosial merupakan proses dasar dan pokok dalam setiap masyarakat, dan sifat-sifat manusia dipengaruhi sangat medalam oleh tipe-tipe utama interaksi sosial yang berlangsung di dalamnya. Tipe-tipe interaksi yang tumbuh sangat ditentukan oleh normanorma dalam masyarakat yang berkaitan dengan peranan sosial, status sosial, dan nilai sosial. Jadi fakta sosial muncul melalui proses interaksi.




BAB II : PEMBAHASAN

    II.            Pengertian Interaksi Sosial
Interaksi sosial merupakan suatu fondasi dari hubungan yang berupa tindakan yang berdasarkan norma dan nilai sosial yang berlaku dan diterapkan di dalam masyarakat. Dengan adanya nilaidan norma yang berlaku,interaksi sosial itu sendiri dapat berlangsung dengan baik jika aturan - aturan dan nilai – nilai yang ada dapat dilakukan dengan baik. Jika tidak adanya kesadaran atas pribadi masing – masing,maka proses sosial itu sendiri tidak dapat berjalan sesuai dengan yang kita harapkan. Di dalam kehidupan sehari – hari tentunya manusia tidak dapat lepas dari hubungan antara satu dengan yang lainnya,ia akan selalu perlu untuk mencari individu ataupun kelompok lain untuk dapat berinteraksi ataupun bertukar pikiran. Menurut Prof. Dr. Soerjono Soekamto di dalam pengantar sosiologi, interaksi sosial merupakan kunci semua kehidupan sosial. Dengan tidak adanya komunikasi ataupun interaksi antar satu sama lain maka tidak mungkin ada kehidupan bersama. Jika hanya fisik yang saling berhadapan antara satu sama lain, tidak dapat menghasilkan suatu bentuk kelompok sosial yang dapat saling berinteraksi. Maka dari itu dapat disebutkan bahwa interaksi merupakan dasar dari suatu bentuk proses sosial karena tanpa adanya interaksi sosial, maka kegiatan–kegiatan antar satu individu dengan yang lain tidak dapat disebut interaksi.

A.    SYARAT INTERAKSI SOSIAL
·         Kontak Sosial
Kata “kontak” (Inggris: “contact") berasal dari bahasa Latin con atau cum yang artinya bersama-sama dan tangere yang artinya menyentuh. Kontak social memiliki sifat-sifat seperti berikut :
®    Kontak sosial dapat bersifat positif atau negatif.
Kontak sosial positif mengarah pada suatu kerja sama, sedangkan kontak sosial negatif mengarah pada suatu pertentangan atau konflik.
®    Kontak sosial dapat bersifat primer atau sekunder.
Kontak sosial primer terjadi apabila para peserta interaksi bertemu muka secara langsung. Misalnya, kontak antara guru dan murid di dalam kelas, penjual dan pembeli di pasar tradisional, atau pertemuan ayah dan anak di meja makan. Sementara itu, kontak sekunder terjadi apabila interaksi berlangsung melalui suatu perantara. Misalnya, percakapan melalui telepon. Kontak sekunder dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Kontak sekunder langsung misalnya terjadi saat ketua RW mengundang ketua RT datang ke rumahnya melalui telepon. Sementara jika Ketua RW menyuruh sekretarisnya menyampaikan pesan kepada ketua RT agar datang ke rumahnya, yang terjadi adalah kontak sekunder tidak langsung.
·         Komunikasi
Komunikasi merupakan syarat terjadinya interaksi sosial. Hal terpenting dalam komunikasi yaitu adanya kegiatan saling menafsirkan perilaku (pembicaraan, gerakan-gerakan fisik, atau sikap) dan perasaan-perasaan yang disampaikan. Ada lima unsur pokok dalam komunikasi yaitu sebagai berikut.
®    Komunikator, yaitu orang yang menyampaikan pesan, perasaan, atau pikiran kepada pihak lain.
®    Komunikan, yaitu orang atau sekelompok orang yang dikirimi pesan, pikiran, atau perasaan.
®    Pesan, yaitu sesuatu yang disampaikan oleh komunikator. Pesan dapat berupa informasi, instruksi, dan perasaan.
®    Media, yaitu alat untuk menyampaikan pesan. Media komunikasi dapat berupa lisan, tulisan, gambar, dan film.
®    Efek, yaitu perubahan yang diharapkan terjadi pada komunikan, setelah mendapatkan pesan dari komunikator.
Ada tiga tahap penting dalam proses komunikasi. Ketiga tahap tersebut adalah sebagai berikut.
Ø  Encoding
Pada tahap ini, gagasan atau program yang akan dikomunikasikan diwujudkan dalam kalimat atau gambar. Dalam tahap ini, komunikator harus memilih kata, istilah, kalimat, dan gambar yang mudah dipahami oleh komunikan. Komunikator harus menghindari penggunaan kode-kode yang membingungkan komunikan.
Ø  Penyampaian
Pada tahap ini, istilah atau gagasan yang sudah diwujudkan dalam bentuk kalimat dan gambar disampaikan. Penyampaian dapat berupa lisan, tulisan, dan gabungan dari keduanya.
Ø  Decoding
Pada tahap ini dilakukan proses mencerna dan memahami kalimat serta gambar yang diterima menurut pengalaman yang dimiliki.



B.     FAKTOR DASAR TERBENTUKNYA INTERAKSI SOSIAL
Proses interaksi sosial yang terjadi dalam masyarakat bersumber dari faktor imitasi, sugesti, simpati, motivasi, identifikasi dan empati.
·         Imitasi
Faktor imitasi berlangsung apabila seseorang memberikan suatu pandangan. Sisi positif dari suatu imitasi adalah dapat mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku. Sisi negatif dari imitasi adalah tindakan-tindakan yang menyimpang yang ditiru atau imitasi dapat melemahkan pengembangan kreasi seseorang.
·         Sugesti
Faktor sugesti berlangsung apabila seseorang memberikan suatu pandangan atau sikap yang berasal dari dirinya, kemudian diterima oleh pihak lain. Sisi negatif berlangsungnya sugesti apabila pihak yang menerima dilanda oleh emosi, hal ini akan menghambat daya piker seseorang secara rasional.
·         Motivasi
Faktor Motivasi yaitu rangsangan pengaruh, stimulus yang diberikan antar masyarakat, sehingga orang yang diberi motivasi menuruti tau melaksanakan apa yang dimotivasikan secara kritis,rasional dan penuh rasa tanggung jawab . Motivasi biasanya diberikan oleh orang yang memiliki status yang lebih tinggi dan berwibawa, misalnya dari seorang ayah kepada anak, seorang guru kepada siswa.
·         Identifikasi
Faktor identifikasi merupakan kecenderungan-kecenderungan atau keinginan-keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan orang lain. Identifikasi sifatnya lebih mendalam daripada imitasi, oleh karena itu kepribadian seseorang dapat dibentuk atas dasar proses ini. Proses indentifikasi dapat berlangsung dengan sendirinya atau disengaja karena seseorang memerlukan tipe-tipe ideal tertentu di dalam proses kehidupannya.
·         Simpati
Proses simpati sebenarnya merupakan proses dimana seseorang merasa tertarik pada pihak lain. Di dalam proses ini perasaan memegang peranan penting walaupun dorongan utama pada simpati adalah keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk bekerja sama dengannya. Dalam proses identifikasi sesuatu terjadi karena didorong keinginan untuk belajar dari pihak lain yang kedudukannya lebih tinggi dan harus dihormati karena mempunyai kelebihan atau kemampuan tertentu yang patut dicontoh, sedangkan dalam proses simpati berkembang kearah pengertian yang mendalam diantara mereka. Kedua proses ini sama-sama diawali oleh imitasi dan sugesti.


·         Empati
Empati yaitu mirip dengan simpati, akan tetapi tidak semata-mata perasaan kejiwaan saja. Empati dibarengi dengan perasaan organisme tubuh yang sangat intens/dalam.


Hubungan antara suatu individu masyarakat dengan relasi - relasi sosial lainnya,menentukan struktur dari masyarakatnya yang dimana hubungan antar manusia dengan relasi tersebut berdasarkan atas suatu komunikasi yang dapat terjadi di antara keduanya. Hubungan antar manusia atau relasi – relasi sosial,suatu individu dengan sekumpulan kelompok masyrakat,baik dalam bentuk individu atau perorangan maupun dengan kelompok – kelompok dan antar kelompok masyarakat itu sendiri,menciptakan segi dinamika dari sisi perubahan dan perkembangan masyarakat. Sebelum terbentuk sebagai suatu bentuk konkrit,komunikasi atau hubungan yang sesuai dengan nilai – nilai sosial di dalam suatu masyarakat,telah mengalami suatu proses terlebih dahulu yang dimana proses – proses ini merupakan suatu bentuk dari proses sosial itu sendiri.
Gillin & Gillin mengatakan bahwa Proses-proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dapat dilihat apabila orang-perorangan dan kelompok-kelompok manusia saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk-bentuk hubungan tersebut, atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya cara-cara hidup yang telah ada. Berdasarkan sudut inilah komunikasi dapat dipandang sebagai suatu sistem di dalam kelompok masyarakat maupun sebagai sebuh proses sosial. Adanya hubungan timbal balik dalam memperngaruhi tiap individu pada saat terjadinya komunikasi dapat membentuk suatu pengetahuan maupun pengalaman baru yang dirasakan oleh masing – masing individu. Hal ini membuat kegiatan komunikasi menjadi suatu dasar yang kuat dalam kehidupan maupun proses sosial seseorang. Adanya tingkat kesadaran di dalam berkomunikasi di antara warga – warga dalam kehidupan bermasyarakat dapat membuat masyarakat dipertahankan sebagai suatu kesatuan dan menciptakan apa yang dinamakan sebagai suatu sistem komunikasiSistem komunikasi ini mempunyai lambang – lambang yang diberi arti dan menghasilkan persepsi khusus dalam memahami lamabang – lambang tersebut oleh masyarakat.Karena kelangsungan kesatuannya dengan jalan komunikasi itu,setiap masyarakat dapat membentuk kebudayaan berdasarkan sistem komunikasinya masing-masing.




A.    PROSES INTERAKSI SOSIAL
Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan social suatu masyarakat. Dalam rangka terjadinya suatu interaksi sosial, ada beberapa aspek penting yang perlu diperhatikan. Menurut J.B. Chitambar (dalam Sajogyo, 1978) ada empat aspek yang perlu diperhatikan, yaitu:
1.      Aspek kontak social
Aspek kontak sosial dalam interaksi sosial adalah apabila dalam suatu pertemuan terjadi kontak sosial dimana orang yang kontak ada tanggapan timbal balik dan penyesuaian perilaku dalam diri pihak yang berkontak terhadap tindakan lain. Dalam hal ini, kontak social sebagain proses terdiri dari dua sifat yaitu :
®    Primer
Sifat kontak primer, yaitu kontak terjadi langsung berhadapan muka. Pada umumnya kontak primer sering terjadi dilingkungan kecil, didalamnya saling mengenal secara erat dalam pergaulan sehari-hari, dalam kontak primer pembicaraan berkaitan erat dengan hubungan kekeluargaan atau tetangga dekat, misalnya kehidupan di pedesaan.
®    Sekunder
Sifat kontak sekunder yaitu sepintas lalu, bukan dalam rangka hubungan pribadi dan kurang kuat, terjadi dilingkungan yang lebih besar dan tersebar luas, misalnya diperkotaan. Di kota-kota, ada organisasiorganisasi besar dan khusus berfungsi untuk mempersatukan orang-orang yang bertempat tinggal tersebar, sehingga dapat menyalurkan kontakkontak sosial diantara mereka.
2.      Aspek komunikasi
komunikasi merupakan bagian yang penting. Komunikasi berarti segala upaya untuk menyampaikan amanat dari pemberi kepada penerima agar diterima dengan baik, dengan cara lisan atau tulisan (Sajogyo,1978). Arti yang terpenting dari komunikasi adalah bahwa seseorang memberikan tafsiran pada perilaku orang lain (berwujud pembicaraan, gerakan badan, atau sikap), serta perasaanperasaan yang ingin disampaikan orang lain. Dalam proses komunikasi ada tiga simbol yang perlu mendapat perhatian, yaitu:
®    Simbol-simbol itu diciptakan oleh manusia.
®    Simbol-simbol mempunyai nilai komunikatif yang hanya berarti jika pesan dan penerima mempunyai penafsiran-penafsiran yang serupa dan telah disetujui sebelumnya.
®    Simbol-simbol itu dihasilkan dengan mengingat situasi dan struktur, dimana pihak-pihak yang memberikan penafsiran mempunyai atau dianggap mempunyai kepentingan bersama.
Komunikasi sebagai proses dalam interaksi sosial mempunyai dua ciri, yaitu:
o   Proses primer
Proses komunikasi primer berlaku secara langsung dengan menggunakan bahasa, gerakan yang diberi arti khusus, aba-aba, dan sebagainya.
o   Proses sekunder
Proses komunikasi sekunder berlaku dengan menggunakan alat, seperti media masa, radio, televisi, dan sebagainya agar dapat melipat gandakan jumlah penerima amanat, yang berarti pula mengatasi hambatan-hambatan geografis dan waktu.
3.      Aspek struktur social
Struktur sosial mempengaruhi interaksi sosial, misalnya struktur pedesaan atau perkotaan, masing-masing punya nilai dan norma social yang berbeda yang didasari nilai-nilai yang menentukan perilaku masyarakatnya selama interaksi berlangsung yang memperinci aturan permainan di dalam struktur itu.
4.      Bentuk Sosial
Bentuk interaksi sosial ada yang mengarah pada kerjasama, pertentangan, bahkan ke arah konflik

B.     BENTUK INTERAKSI SOSIAL
Bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerja sama (cooperation), persaingan (competition), dan bahkan dapat juga berbentuk pertentangan atau pertikaian (conflict). Pertikaian mungkin akan mendapatkan suatu penyelesaian, namun penyelesaian tersebut hanya akan dapat diterima untuk sementara waktu, yang dinamakan akomodasi. Ini berarti kedua belah pihak belum tentu puas sepenunya. Suatu keadaan dapat dianggap sebagai bentuk keempat dari interaksi sosial. Keempat bentuk poko dari interaksi sosial tersebut tidak perlu merupakan suatu kontinuitas, di dalam arti bahwa interaksi itu dimulai dengan kerja sama yang kemudian menjadi persaingan serta memuncak menjadi pertikaian untuk akhirnya sampai pada akomodasi.
Gillin dan Gillin mengadakan penggolongan yang lebih luas lagi. Menurut mereka, ada dua macam proses sosial yang timbul sebagai akibat adanya interaksi sosial :
a)      Proses-proses yang Asosiatif
v  Kerjasama
Suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai suatu atau beberapa tujuan bersama. Kerja sama timbul karena orientasi orang-perorangan terhadap kelompoknya (yaitu in-group-nya) dan kelompok lainya (yang merupakan out-group-nya). Kerja sama akan bertambah kuat jika ada hal-hal yang menyinggung anggota/perorangan lain. Dalam teori-teori sosiologi dapat dijumpai beberapa bentuk kerjasama yang biasa diberi nama kerja sama (cooperation). Kerjasama tersebut lebih lanjut dibedakan lagi dengan :
®    Kerjasama Spontan (Spontaneous Cooperation) : Kerjasama yang sertamerta
®    Kerjasama Langsung (Directed Cooperation) : Kerjasama yang merupakan hasil perintah atasan atau penguasa
®    Kerjasama Kontrak (Contractual Cooperation) : Kerjasama atas dasar tertentu
®    Kerjasama Tradisional (Traditional Cooperation) : Kerjasama sebagai bagian atau unsur dari sistem sosial.



§  Ada 5 bentuk kerjasama (Kerukunan yang mencakup gotong-royong dan tolong menolong)
®    Bargaining, Yaitu pelaksana perjanjian mengenai pertukaran barang-barang dan jasa-jasa antara 2 organisasi atau lebih
®    Kooptasi (cooptation), yakni suatu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi sebagai salah satu cara untuk menghindari terjadinya kegoncangan dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan
®    Koalisi (coalition), yakni kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan-tujuan yang sama. Koalisi dapat menghasilkan keadaan yang tidak stabil untuk sementara waktu karena dua organisasi atau lebih tersebut kemungkinan mempunyai struktut yang tidak sama antara satu dengan lainnya. Akan tetapi, karenamaksud utama adalah untuk mencapat satu atau beberapa tujuan bersama, maka sifatnnya adalah kooperatif.
®    Joint venture, yaitu erjasama dalam pengusahaan proyek-proyek tertentu, misalnya pengeboran minyak, pertambangan batubara, perfilman, perhotelan, dst.

v  Akomodasi
Menurut Gillin dan Gillin, akomodasi adalah suatu perngertian yang digunakan oleh para sosiolog untuk menggambarkan suatu proses dalam hubungan hubungan sosial yang sama artinya dengan adaptasi dalam biologi. Maksudnya, sebagai suatu proses dimana orang atau kelompok manusia yang mulanya saling bertentangan, mengadakan penyesuaian diri untuk mengatasi ketegangan-ketegangan. Akomodasi merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiannya.
·         Tujuan Akomodasi dapat berbeda-beda sesuai dengan situasi yang dihadapinya, yaitu :
®    Untuk mengurangi pertentangan antara orang atau kelompok manusia sebagai akibat perbedaan paham
®    Mencegah meledaknya suatu pertentangan untuk sementara waktu atau secara temporer
®    Memungkinkan terjadinya kerjasama antara kelompok sosial yang hidupnya terpisah akibat faktor-faktor sosial psikologis dan kebudayaan, seperti yang dijumpai pada masyarakat yang mengenal sistem berkasta. mengusahakan peleburan antara kelompok sosial yang terpisah.

·         Bentuk-bentuk Akomodasi:
®    Corecion, suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan karena adanya paksaan
®    Compromise, bentuk akomodasi dimana pihak-pihak yang terlibat saling mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu penyelesaian terhadap perselisihan yang ada.
®    Arbitration, Suatu cara untuk mencapai compromise apabila pihak-pihak yang berhadapan tidak sanggup mencapainya sendiri
®    Conciliation, suatu usaha untuk mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang berselisih demi tercapainya suatu persetujuan bersama.
®    Toleration, merupakan bentuk akomodasi tanpa persetujuan yang formal bentuknya.
®    Stalemate, suatu akomodasi dimana pihak-pihak yang bertentangan karena mempunyai kekuatan yang seimbang berhenti pada satu titik tertentu dalam melakukan pertentangannya.
®    Adjudication, Penyelesaian perkara atau sengketa di pengadilan

v  Asimilasi
Asimilasi merupakan proses sosial dalam taraf lanjut. Ia ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang perorangan atau kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap, dan proses-proses mental dengan memerhatikan kepentingan dan tujuan bersama.
·         Proses Asimilasi timbul bila ada :
®    Kelompok-kelompok manusia yang berbeda kebudayaannya
orang-perorangan sebagai warga kelompok tadi saling bergaul secara langsung dan intensif untuk waktu yang lama sehingga
kebudayaan-kebudayaan dari kelompok-kelompok manusia tersebut masing-masing berubah dan saling menyesuaikan diri
·         Faktor-faktor yang dapat mempermudah terjadinya suatu asimilasi adalah :
®    Toleransi
®    kesempatan-kesempatan yang seimbang di bidang ekonomi
®    sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya
®    sikap tebuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat
®    persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan
®    perkawinan campuran (amaigamation)
·         Faktor umum penghalangan terjadinya asimilasi
®    Terisolasinya kehidupan suatu golongan tertentu dalam masyarakat
®    kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan yang dihadapi dan sehubungan dengan itu seringkali menimbulkan faktor ketiga
®    perasaan takut terhadap kekuatan suatu kebudayaan yang dihadapi
®    perasaan bahwa suatu kebudayaan golongan atau kelompok tertentu lebih tinggi daripada kebudayaan golongan atau kelompok lainnya.
®    Dalam batas-batas tertentu, perbedaan warna kulit atau perbedaan ciri-ciri badaniah dapat pula menjadi salah satu penghalang terjadinya asimilasi
®    In-Group-Feeling yang kuat menjadi penghalang berlangsungnya asimilasi. In Group Feeling berarti adanya suatu perasaan yang kuat sekali bahwa individu terikat pada kelompok dan kebudayaan kelompok yang bersangkutan.
®    Gangguan dari golongan yang berkuasa terhadap minoritas lain apabila golongan minoritas lain mengalami gangguan-gangguan dari golongan yang berkuasa
®    faktor perbedaan kepentingan yang kemudian ditambah dengan pertentangan-pertentangan pribadi

a)      Proses-proses Disosiatif
disosiatif dibedkan dalam tiga bentuk, yaitu :
v  Persaingan (Competition)
Persaingan atau competition dapat diartikan sebagai suatu proses sosial dimana individu atau kelompok manusia yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum (baik perseorangan maupun kelompok manusia) dengan cara menarik perhatian publik atau dengan mempertajam prasangka yang telah ada tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan. Persaingan mempunya dua tipe umum :
®    Bersifat Pribadi : Individu, perorangan, bersaing dalam memperoleh kedudukan. Tipe ini dinamakan rivalry.
®    Bersifat Tidak Pribadi : Misalnya terjadi antara dua perusahaan besar yang bersaing untuk mendapatkan monopoli di suatu wilayah tertentu.
·         Bentuk-bentuk persaingan :
®    Persaingan ekonomi : timbul karena terbatasnya persediaan dibandingkan dengan jumlah konsumen
®    Persaingan kebudayaan : dapat menyangkut persaingan bidang keagamaan, pendidikan, dst.
®    Persaingan kedudukan dan peranan : di dalam diri seseorang maupun di dalam kelompok terdapat keinginan untuk diakui sebagai orang atau kelompok yang mempunyai kedudukan serta peranan terpandang.
®    Persaingan ras : merupakan persaingan di bidang kebudayaan. Hal ini disebabkan krn ciri-ciri badaniyah terlihat dibanding unsur-unsur kebudayaan lainnya.

v  Kontraversi
Kontravensi pada hakikatnya merupakan suatu bentuk proses sosial yang berada antara persaingan dan pertentangan atau pertikaian.
·         Menurut Leo von Wiese dan Howard Becker ada 3 tipe umum kontravensi :
®    Kontraversi generasi masyarakat : lazim terjadi terutama pada zaman yang sudah mengalami perubahan yang sangat cepat
®    Kontraversi seks : menyangkut hubungan suami dengan istri dalam keluarga.
®    Kontraversi Parlementer : hubungan antara golongan mayoritas dengan golongan minoritas dalam masyarakat.baik yang menyangkut hubungan mereka di dalam lembaga legislatif, keagamaan, pendidikan, dst.
·         Tipe Kontravensi :
®    Kontravensi antarmasyarakat setempat, mempunyai dua bentuk : 
o   Kontavensi antarmasyarakat setempat yang berlainan (intracommunity struggle)
o   Kontravensi antar golongan-golongan dalam satu masyarakat setempat (intercommunity struggle)
®    Antagonisme keagamaan
®    Kontravensi Intelektual : sikap meninggikan diri dari mereka yang mempunyai latar belakang pendidikan yang tinggi atau sebaliknya
®    Oposisi moral : erat hubungannya dengan kebudayaan.

v  Pertentangan / Pertikaian (Conflict)
Pribadi maupun kelompok menydari adanya perbedaan-perbedaan misalnya dalam ciri-ciri badaniyah, emosi, unsur-unsur kebudayaan, pola-pola perilaku, dan seterusnya dengan pihak lain. Ciri tersebut dapat mempertajam perbedaan yang ada hingga menjadi suatu pertentangan atau pertikaian.
·         Sebab-sebab pertentangan :
®    Perbedaan antara individu
®    Perbedaan kebudayaan
®    perbedaan kepentingan
®    perubahan sosial.
·         Pertentangan mempunyai beberapa bentuk khusus:
®    Pertentangan pribadi
®    Pertentangan Rasial : dalam hal ini para pihak akan menyadari betapa adanya perbedaan antara mereka yang menimbulkan pertentangan
®    Pertentangan antara kelas-kelas sosial : disebabkan karena adanya perbedaan kepentingan
®    Pertentangan politik : menyangkut baik antara golongan-golongan dalam satu masyarakat, maupun antara negara-negara yang berdaulat
®    Pertentangan yang bersifat internasional : disebabkan perbedaan-perbedaan kepentingan yang kemudian merembes ke kedaulatan negara
·         Akibat-akibat bentuk pertentangan
®    Tambahnya solidaritas in-group
®    Apabila pertentangan antara golongan-golongan terjadi dalam satu kelompok tertentu, akibatnya adalah sebaliknya, yaitu goyah dan retaknya persatuan kelompok tersebut.
®    Perubahan kepribadian para individu
®    Hancurnya harta benda dan jatuhnya korban manusia
®    Akomodasi, dominasi, dan takluknya salah satu pihak




BAB III : PENUTUPAN

Proses dan interaksi social selalu akan terjadi didalam lingkungan masyarakat tetapi dalam interaksi itu pula tidak luput dari interaksi dan proses yang negative
Dengan terselesaikannya makalah ini, semoga dapat dimanfaatkan dan dapat dijadikan sumber pengetahuan baru oleh semua pihak. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam menyusun makalah ini karena keterbatasan materi yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan agar kami bisa menjadi lebih baik dalam meyusun makalah.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar