BAB
I : PENDAHULUAN
I.
PENGANTAR
Proses
sosial diartikan sebagai pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan
bersama ( Selo Soemarjan, 1964). Pengetahuan mengenai proses-proses sosial
sangat penting, karena memungkinkan seseorang memperoleh pengertian segi-segi
dinamis atau gerak dari masyarakat. Proses sosial berpangkal pada interaksi
sosial yang dapat terjadi baik antar perorangan maupun kelompok dalam
masyarakat. Interaksi sosial merupakan proses dasar dan pokok dalam setiap
masyarakat, dan sifat-sifat manusia dipengaruhi sangat medalam oleh tipe-tipe
utama interaksi sosial yang berlangsung di dalamnya. Tipe-tipe interaksi yang
tumbuh sangat ditentukan oleh normanorma dalam masyarakat yang berkaitan dengan
peranan sosial, status sosial, dan nilai sosial. Jadi fakta sosial muncul
melalui proses interaksi.
BAB
II : PEMBAHASAN
II.
Pengertian Interaksi Sosial
Interaksi sosial merupakan suatu fondasi dari
hubungan yang berupa tindakan yang berdasarkan norma dan nilai sosial yang berlaku dan diterapkan di
dalam masyarakat. Dengan adanya nilaidan norma yang berlaku,interaksi sosial itu sendiri dapat berlangsung
dengan baik jika aturan - aturan dan nilai – nilai yang ada dapat dilakukan
dengan baik. Jika tidak adanya kesadaran atas pribadi masing – masing,maka
proses sosial itu sendiri tidak dapat berjalan sesuai dengan yang kita
harapkan. Di dalam kehidupan sehari – hari tentunya manusia tidak dapat lepas
dari hubungan antara satu dengan yang lainnya,ia akan selalu perlu untuk
mencari individu ataupun kelompok lain untuk dapat berinteraksi ataupun
bertukar pikiran. Menurut Prof.
Dr. Soerjono Soekamto di dalam pengantar sosiologi, interaksi
sosial merupakan kunci semua kehidupan sosial. Dengan tidak adanya komunikasi ataupun interaksi antar satu sama lain maka tidak mungkin
ada kehidupan bersama. Jika hanya fisik yang saling berhadapan antara satu sama
lain, tidak dapat menghasilkan suatu bentuk kelompok sosial yang dapat saling
berinteraksi. Maka dari itu dapat disebutkan bahwa interaksi merupakan dasar dari suatu bentuk proses
sosial karena tanpa adanya interaksi sosial, maka kegiatan–kegiatan antar
satu individu dengan yang lain tidak dapat disebut interaksi.
A.
SYARAT INTERAKSI SOSIAL
·
Kontak
Sosial
Kata “kontak” (Inggris: “contact") berasal dari bahasa
Latin con atau cum yang artinya bersama-sama dan tangere yang artinya menyentuh. Kontak social
memiliki sifat-sifat seperti berikut :
® Kontak sosial dapat bersifat positif
atau negatif.
Kontak
sosial positif mengarah pada suatu kerja sama, sedangkan kontak sosial negatif
mengarah pada suatu pertentangan atau konflik.
® Kontak sosial dapat bersifat primer
atau sekunder.
Kontak
sosial primer terjadi apabila para peserta interaksi bertemu muka secara
langsung. Misalnya, kontak antara guru dan murid di dalam kelas, penjual dan
pembeli di pasar tradisional, atau pertemuan ayah dan anak di meja makan.
Sementara itu, kontak sekunder terjadi apabila interaksi berlangsung melalui
suatu perantara. Misalnya, percakapan melalui telepon. Kontak sekunder dapat
dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Kontak sekunder langsung misalnya
terjadi saat ketua RW mengundang ketua RT datang ke rumahnya melalui telepon.
Sementara jika Ketua RW menyuruh sekretarisnya menyampaikan pesan kepada ketua
RT agar datang ke rumahnya, yang terjadi adalah kontak sekunder tidak langsung.
·
Komunikasi
Komunikasi
merupakan syarat terjadinya interaksi sosial. Hal terpenting dalam komunikasi
yaitu adanya kegiatan saling menafsirkan perilaku (pembicaraan, gerakan-gerakan
fisik, atau sikap) dan perasaan-perasaan yang disampaikan. Ada lima unsur pokok
dalam komunikasi yaitu sebagai berikut.
® Komunikator, yaitu orang yang
menyampaikan pesan, perasaan, atau pikiran kepada pihak lain.
® Komunikan, yaitu orang atau
sekelompok orang yang dikirimi pesan, pikiran, atau perasaan.
® Pesan, yaitu sesuatu yang
disampaikan oleh komunikator. Pesan dapat berupa informasi, instruksi, dan
perasaan.
® Media, yaitu alat untuk menyampaikan
pesan. Media komunikasi dapat berupa lisan, tulisan, gambar, dan film.
® Efek, yaitu perubahan yang
diharapkan terjadi pada komunikan, setelah mendapatkan pesan dari komunikator.
Ada tiga tahap penting dalam proses komunikasi. Ketiga tahap
tersebut adalah sebagai berikut.
Ø Encoding
Pada tahap
ini, gagasan atau program yang akan dikomunikasikan diwujudkan dalam kalimat
atau gambar. Dalam tahap ini, komunikator harus memilih kata, istilah, kalimat,
dan gambar yang mudah dipahami oleh komunikan. Komunikator harus menghindari
penggunaan kode-kode yang membingungkan komunikan.
Ø Penyampaian
Pada tahap
ini, istilah atau gagasan yang sudah diwujudkan dalam bentuk kalimat dan gambar
disampaikan. Penyampaian dapat berupa lisan, tulisan, dan gabungan dari
keduanya.
Ø Decoding
Pada tahap
ini dilakukan proses mencerna dan memahami kalimat serta gambar yang diterima
menurut pengalaman yang dimiliki.
B. FAKTOR
DASAR TERBENTUKNYA INTERAKSI SOSIAL
Proses interaksi sosial yang terjadi
dalam masyarakat bersumber dari faktor imitasi, sugesti, simpati, motivasi,
identifikasi dan empati.
·
Imitasi
Faktor imitasi berlangsung apabila
seseorang memberikan suatu pandangan. Sisi positif dari suatu imitasi adalah
dapat mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang
berlaku. Sisi negatif dari imitasi adalah tindakan-tindakan yang menyimpang
yang ditiru atau imitasi dapat melemahkan pengembangan kreasi seseorang.
·
Sugesti
Faktor sugesti berlangsung apabila
seseorang memberikan suatu pandangan atau sikap yang berasal dari dirinya, kemudian
diterima oleh pihak lain. Sisi negatif berlangsungnya sugesti apabila pihak
yang menerima dilanda oleh emosi, hal ini akan menghambat daya piker seseorang
secara rasional.
Faktor Motivasi
yaitu rangsangan pengaruh, stimulus yang diberikan antar masyarakat, sehingga orang yang diberi motivasi menuruti tau melaksanakan apa yang
dimotivasikan secara kritis,rasional dan penuh rasa tanggung jawab . Motivasi biasanya diberikan oleh orang yang
memiliki status yang lebih tinggi dan berwibawa, misalnya dari seorang ayah
kepada anak, seorang guru kepada siswa.
·
Identifikasi
Faktor identifikasi merupakan
kecenderungan-kecenderungan atau keinginan-keinginan dalam diri seseorang untuk
menjadi sama dengan orang lain. Identifikasi sifatnya lebih mendalam daripada
imitasi, oleh karena itu kepribadian seseorang dapat dibentuk atas dasar proses
ini. Proses indentifikasi dapat berlangsung dengan sendirinya atau disengaja
karena seseorang memerlukan tipe-tipe ideal tertentu di dalam proses
kehidupannya.
·
Simpati
Proses simpati sebenarnya merupakan
proses dimana seseorang merasa tertarik pada pihak lain. Di dalam proses ini
perasaan memegang peranan penting walaupun dorongan utama pada simpati adalah
keinginan untuk memahami pihak lain dan untuk bekerja sama dengannya. Dalam
proses identifikasi sesuatu terjadi karena didorong keinginan untuk belajar
dari pihak lain yang kedudukannya lebih tinggi dan harus dihormati karena
mempunyai kelebihan atau kemampuan tertentu yang patut dicontoh, sedangkan
dalam proses simpati berkembang kearah pengertian yang mendalam diantara
mereka. Kedua proses ini sama-sama diawali oleh imitasi dan sugesti.
·
Empati
Empati yaitu mirip dengan simpati, akan tetapi tidak semata-mata perasaan kejiwaan saja. Empati dibarengi dengan perasaan organisme tubuh yang sangat intens/dalam.
Hubungan antara suatu individu masyarakat dengan relasi - relasi sosial lainnya,menentukan struktur
dari masyarakatnya yang dimana hubungan antar manusia dengan relasi tersebut berdasarkan
atas suatu komunikasi yang
dapat terjadi di antara keduanya. Hubungan antar manusia atau relasi – relasi
sosial,suatu individu dengan sekumpulan kelompok masyrakat,baik dalam bentuk individu atau perorangan maupun dengan
kelompok – kelompok dan antar kelompok masyarakat itu sendiri,menciptakan segi dinamika dari sisi perubahan dan perkembangan masyarakat. Sebelum terbentuk sebagai suatu bentuk konkrit,komunikasi
atau hubungan yang sesuai dengan nilai – nilai sosial di dalam suatu masyarakat,telah mengalami suatu proses terlebih dahulu yang dimana
proses – proses ini merupakan suatu bentuk dari proses sosial itu sendiri.
Gillin & Gillin mengatakan bahwa Proses-proses sosial adalah cara-cara
berhubungan yang dapat dilihat apabila orang-perorangan dan kelompok-kelompok
manusia saling bertemu dan menentukan sistem serta bentuk-bentuk hubungan
tersebut, atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang
menyebabkan goyahnya cara-cara hidup yang telah ada. Berdasarkan sudut
inilah komunikasi dapat
dipandang sebagai suatu sistem di dalam kelompok masyarakat maupun sebagai sebuh proses sosial. Adanya hubungan timbal balik dalam memperngaruhi tiap
individu pada saat terjadinya komunikasi dapat membentuk suatu pengetahuan maupun pengalaman baru yang dirasakan oleh masing –
masing individu. Hal ini membuat kegiatan komunikasi menjadi suatu dasar yang kuat dalam kehidupan
maupun proses sosial seseorang. Adanya tingkat kesadaran di dalam
berkomunikasi di antara warga – warga dalam kehidupan bermasyarakat dapat
membuat masyarakat dipertahankan
sebagai suatu kesatuan dan menciptakan apa yang dinamakan sebagai suatu sistem komunikasi. Sistem komunikasi ini mempunyai lambang – lambang yang diberi arti dan
menghasilkan persepsi khusus
dalam memahami lamabang – lambang tersebut oleh masyarakat.Karena kelangsungan kesatuannya dengan jalan komunikasi itu,setiap masyarakat dapat membentuk kebudayaan berdasarkan sistem komunikasinya masing-masing.
A. PROSES
INTERAKSI SOSIAL
Interaksi
sosial merupakan kunci dari semua kehidupan social suatu masyarakat. Dalam rangka
terjadinya suatu interaksi sosial, ada beberapa aspek penting yang perlu
diperhatikan. Menurut J.B. Chitambar (dalam Sajogyo, 1978) ada empat aspek yang
perlu diperhatikan, yaitu:
1.
Aspek
kontak social
Aspek kontak
sosial dalam interaksi sosial adalah apabila dalam suatu pertemuan terjadi
kontak sosial dimana orang yang kontak ada tanggapan timbal balik dan
penyesuaian perilaku dalam diri pihak yang berkontak terhadap tindakan lain.
Dalam hal ini, kontak social sebagain proses terdiri dari dua sifat yaitu :
®
Primer
Sifat
kontak primer, yaitu kontak terjadi langsung berhadapan muka. Pada umumnya
kontak primer sering terjadi dilingkungan kecil, didalamnya saling mengenal
secara erat dalam pergaulan sehari-hari, dalam kontak primer pembicaraan
berkaitan erat dengan hubungan kekeluargaan atau tetangga dekat, misalnya
kehidupan di pedesaan.
® Sekunder
Sifat
kontak sekunder yaitu sepintas lalu, bukan dalam rangka hubungan pribadi dan
kurang kuat, terjadi dilingkungan yang lebih besar dan tersebar luas, misalnya diperkotaan.
Di kota-kota, ada organisasiorganisasi besar dan khusus berfungsi untuk
mempersatukan orang-orang yang bertempat tinggal tersebar, sehingga dapat
menyalurkan kontakkontak sosial diantara mereka.
2.
Aspek
komunikasi
komunikasi
merupakan bagian yang penting. Komunikasi berarti segala upaya untuk
menyampaikan amanat dari pemberi kepada penerima agar diterima dengan baik,
dengan cara lisan atau tulisan (Sajogyo,1978). Arti yang terpenting dari
komunikasi adalah bahwa seseorang memberikan tafsiran pada perilaku orang lain
(berwujud pembicaraan, gerakan badan, atau sikap), serta perasaanperasaan yang
ingin disampaikan orang lain. Dalam proses komunikasi ada tiga simbol yang
perlu mendapat perhatian, yaitu:
®
Simbol-simbol
itu diciptakan oleh manusia.
®
Simbol-simbol
mempunyai nilai komunikatif yang hanya berarti jika pesan dan penerima
mempunyai penafsiran-penafsiran yang serupa dan telah disetujui sebelumnya.
®
Simbol-simbol
itu dihasilkan dengan mengingat situasi dan struktur, dimana pihak-pihak yang
memberikan penafsiran mempunyai atau dianggap mempunyai kepentingan bersama.
Komunikasi
sebagai proses dalam interaksi sosial mempunyai dua ciri, yaitu:
o
Proses
primer
Proses
komunikasi primer berlaku secara langsung dengan menggunakan bahasa, gerakan
yang diberi arti khusus, aba-aba, dan sebagainya.
o
Proses
sekunder
Proses
komunikasi sekunder berlaku dengan menggunakan alat, seperti media masa, radio,
televisi, dan sebagainya agar dapat melipat gandakan jumlah penerima amanat,
yang berarti pula mengatasi hambatan-hambatan geografis dan waktu.
3.
Aspek
struktur social
Struktur sosial
mempengaruhi interaksi sosial, misalnya struktur pedesaan atau perkotaan,
masing-masing punya nilai dan norma social yang berbeda yang didasari
nilai-nilai yang menentukan perilaku masyarakatnya selama interaksi berlangsung
yang memperinci aturan permainan di dalam struktur itu.
4.
Bentuk
Sosial
Bentuk interaksi
sosial ada yang mengarah pada kerjasama, pertentangan, bahkan ke arah konflik
B. BENTUK
INTERAKSI SOSIAL
Bentuk-bentuk interaksi sosial dapat
berupa kerja sama (cooperation), persaingan (competition), dan bahkan dapat
juga berbentuk pertentangan atau pertikaian (conflict). Pertikaian mungkin akan
mendapatkan suatu penyelesaian, namun penyelesaian tersebut hanya akan dapat
diterima untuk sementara waktu, yang dinamakan akomodasi. Ini berarti kedua
belah pihak belum tentu puas sepenunya. Suatu keadaan dapat dianggap sebagai
bentuk keempat dari interaksi sosial. Keempat bentuk poko dari interaksi sosial
tersebut tidak perlu merupakan suatu kontinuitas, di dalam arti bahwa interaksi
itu dimulai dengan kerja sama yang kemudian menjadi persaingan serta memuncak
menjadi pertikaian untuk akhirnya sampai pada akomodasi.
Gillin dan Gillin mengadakan
penggolongan yang lebih luas lagi. Menurut mereka, ada dua macam proses sosial
yang timbul sebagai akibat adanya interaksi sosial :
a)
Proses-proses
yang Asosiatif
v Kerjasama
Suatu usaha
bersama antara orang perorangan atau kelompok manusia untuk mencapai suatu atau
beberapa tujuan bersama. Kerja sama timbul karena orientasi orang-perorangan
terhadap kelompoknya (yaitu in-group-nya) dan kelompok lainya (yang merupakan
out-group-nya). Kerja sama akan bertambah kuat jika ada hal-hal yang
menyinggung anggota/perorangan lain. Dalam teori-teori sosiologi dapat dijumpai
beberapa bentuk kerjasama yang biasa diberi nama kerja sama (cooperation).
Kerjasama tersebut lebih lanjut dibedakan lagi dengan :
® Kerjasama Spontan (Spontaneous
Cooperation) : Kerjasama yang sertamerta
® Kerjasama Langsung (Directed
Cooperation) : Kerjasama yang merupakan hasil perintah atasan atau penguasa
® Kerjasama Kontrak (Contractual
Cooperation) : Kerjasama atas dasar tertentu
®
Kerjasama
Tradisional (Traditional Cooperation) : Kerjasama sebagai bagian atau unsur
dari sistem sosial.
§
Ada
5 bentuk kerjasama (Kerukunan yang mencakup gotong-royong dan tolong menolong)
® Bargaining, Yaitu pelaksana perjanjian
mengenai pertukaran barang-barang dan jasa-jasa antara 2 organisasi atau lebih
® Kooptasi (cooptation), yakni suatu
proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik
dalam suatu organisasi sebagai salah satu cara untuk menghindari terjadinya
kegoncangan dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan
® Koalisi (coalition), yakni kombinasi
antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan-tujuan yang sama.
Koalisi dapat menghasilkan keadaan yang tidak stabil untuk sementara waktu
karena dua organisasi atau lebih tersebut kemungkinan mempunyai struktut yang
tidak sama antara satu dengan lainnya. Akan tetapi, karenamaksud utama adalah
untuk mencapat satu atau beberapa tujuan bersama, maka sifatnnya adalah
kooperatif.
®
Joint
venture, yaitu erjasama dalam pengusahaan proyek-proyek tertentu, misalnya pengeboran
minyak, pertambangan batubara, perfilman, perhotelan, dst.
v Akomodasi
Menurut Gillin
dan Gillin, akomodasi adalah suatu perngertian yang digunakan oleh para
sosiolog untuk menggambarkan suatu proses dalam hubungan hubungan sosial yang
sama artinya dengan adaptasi dalam biologi. Maksudnya, sebagai suatu proses
dimana orang atau kelompok manusia yang mulanya saling bertentangan, mengadakan
penyesuaian diri untuk mengatasi ketegangan-ketegangan. Akomodasi merupakan
suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan tanpa menghancurkan pihak lawan
sehingga lawan tidak kehilangan kepribadiannya.
·
Tujuan
Akomodasi dapat berbeda-beda sesuai dengan situasi yang dihadapinya, yaitu :
®
Untuk
mengurangi pertentangan antara orang atau kelompok manusia sebagai akibat perbedaan
paham
®
Mencegah
meledaknya suatu pertentangan untuk sementara waktu atau secara temporer
® Memungkinkan terjadinya kerjasama antara
kelompok sosial yang hidupnya terpisah akibat faktor-faktor sosial psikologis
dan kebudayaan, seperti yang dijumpai pada masyarakat yang mengenal sistem
berkasta. mengusahakan peleburan antara kelompok sosial yang terpisah.
·
Bentuk-bentuk
Akomodasi:
®
Corecion,
suatu bentuk akomodasi yang prosesnya dilaksanakan karena adanya paksaan
® Compromise, bentuk akomodasi dimana
pihak-pihak yang terlibat saling mengurangi tuntutannya agar tercapai suatu
penyelesaian terhadap perselisihan yang ada.
® Arbitration, Suatu cara untuk mencapai
compromise apabila pihak-pihak yang berhadapan tidak sanggup mencapainya
sendiri
® Conciliation, suatu usaha untuk
mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak-pihak yang berselisih demi
tercapainya suatu persetujuan bersama.
® Toleration, merupakan bentuk akomodasi
tanpa persetujuan yang formal bentuknya.
® Stalemate, suatu akomodasi dimana
pihak-pihak yang bertentangan karena mempunyai kekuatan yang seimbang berhenti
pada satu titik tertentu dalam melakukan pertentangannya.
® Adjudication, Penyelesaian perkara atau
sengketa di pengadilan
v Asimilasi
Asimilasi
merupakan proses sosial dalam taraf lanjut. Ia ditandai dengan adanya
usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang perorangan
atau kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi
kesatuan tindak, sikap, dan proses-proses mental dengan memerhatikan kepentingan
dan tujuan bersama.
·
Proses
Asimilasi timbul bila ada :
®
Kelompok-kelompok
manusia yang berbeda kebudayaannya
orang-perorangan sebagai warga kelompok tadi saling bergaul secara langsung dan intensif untuk waktu yang lama sehingga
kebudayaan-kebudayaan dari kelompok-kelompok manusia tersebut masing-masing berubah dan saling menyesuaikan diri
orang-perorangan sebagai warga kelompok tadi saling bergaul secara langsung dan intensif untuk waktu yang lama sehingga
kebudayaan-kebudayaan dari kelompok-kelompok manusia tersebut masing-masing berubah dan saling menyesuaikan diri
·
Faktor-faktor
yang dapat mempermudah terjadinya suatu asimilasi adalah :
® Toleransi
® kesempatan-kesempatan yang seimbang di
bidang ekonomi
® sikap menghargai orang asing dan
kebudayaannya
® sikap tebuka dari golongan yang berkuasa
dalam masyarakat
® persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan
® perkawinan campuran (amaigamation)
·
Faktor
umum penghalangan terjadinya asimilasi
® Terisolasinya kehidupan suatu golongan
tertentu dalam masyarakat
® kurangnya pengetahuan mengenai
kebudayaan yang dihadapi dan sehubungan dengan itu seringkali menimbulkan
faktor ketiga
® perasaan takut terhadap kekuatan suatu
kebudayaan yang dihadapi
® perasaan bahwa suatu kebudayaan golongan
atau kelompok tertentu lebih tinggi daripada kebudayaan golongan atau kelompok
lainnya.
® Dalam batas-batas tertentu, perbedaan
warna kulit atau perbedaan ciri-ciri badaniah dapat pula menjadi salah satu
penghalang terjadinya asimilasi
® In-Group-Feeling yang kuat menjadi
penghalang berlangsungnya asimilasi. In Group Feeling berarti adanya suatu
perasaan yang kuat sekali bahwa individu terikat pada kelompok dan kebudayaan
kelompok yang bersangkutan.
® Gangguan dari golongan yang berkuasa
terhadap minoritas lain apabila golongan minoritas lain mengalami
gangguan-gangguan dari golongan yang berkuasa
® faktor perbedaan kepentingan yang
kemudian ditambah dengan pertentangan-pertentangan pribadi
a) Proses-proses
Disosiatif
disosiatif
dibedkan dalam tiga bentuk, yaitu :
v Persaingan
(Competition)
Persaingan atau
competition dapat diartikan sebagai suatu proses sosial dimana individu atau
kelompok manusia yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang
kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum (baik
perseorangan maupun kelompok manusia) dengan cara menarik perhatian publik atau
dengan mempertajam prasangka yang telah ada tanpa mempergunakan ancaman atau
kekerasan. Persaingan mempunya dua tipe umum :
® Bersifat Pribadi : Individu, perorangan,
bersaing dalam memperoleh kedudukan. Tipe ini dinamakan rivalry.
®
Bersifat
Tidak Pribadi : Misalnya terjadi antara dua perusahaan besar yang bersaing
untuk mendapatkan monopoli di suatu wilayah tertentu.
·
Bentuk-bentuk
persaingan :
®
Persaingan
ekonomi : timbul karena terbatasnya persediaan dibandingkan dengan jumlah
konsumen
®
Persaingan
kebudayaan : dapat menyangkut persaingan bidang keagamaan, pendidikan, dst.
®
Persaingan
kedudukan dan peranan : di dalam diri seseorang maupun di dalam kelompok
terdapat keinginan untuk diakui sebagai orang atau kelompok yang mempunyai
kedudukan serta peranan terpandang.
®
Persaingan
ras : merupakan persaingan di bidang kebudayaan. Hal ini disebabkan krn
ciri-ciri badaniyah terlihat dibanding unsur-unsur kebudayaan lainnya.
v Kontraversi
Kontravensi pada
hakikatnya merupakan suatu bentuk proses sosial yang berada antara persaingan
dan pertentangan atau pertikaian.
·
Menurut
Leo von Wiese dan Howard Becker ada 3 tipe umum kontravensi :
®
Kontraversi
generasi masyarakat : lazim terjadi terutama pada zaman yang sudah mengalami
perubahan yang sangat cepat
® Kontraversi seks : menyangkut hubungan
suami dengan istri dalam keluarga.
®
Kontraversi
Parlementer : hubungan antara golongan mayoritas dengan golongan minoritas
dalam masyarakat.baik yang menyangkut hubungan mereka di dalam lembaga
legislatif, keagamaan, pendidikan, dst.
·
Tipe
Kontravensi :
®
Kontravensi
antarmasyarakat setempat, mempunyai dua bentuk :
o
Kontavensi
antarmasyarakat setempat yang berlainan (intracommunity struggle)
o
Kontravensi
antar golongan-golongan dalam satu masyarakat setempat (intercommunity
struggle)
®
Antagonisme
keagamaan
® Kontravensi Intelektual : sikap
meninggikan diri dari mereka yang mempunyai latar belakang pendidikan yang
tinggi atau sebaliknya
®
Oposisi
moral : erat hubungannya dengan kebudayaan.
v Pertentangan
/ Pertikaian (Conflict)
Pribadi maupun
kelompok menydari adanya perbedaan-perbedaan misalnya dalam ciri-ciri
badaniyah, emosi, unsur-unsur kebudayaan, pola-pola perilaku, dan seterusnya
dengan pihak lain. Ciri tersebut dapat mempertajam perbedaan yang ada hingga
menjadi suatu pertentangan atau pertikaian.
·
Sebab-sebab
pertentangan :
® Perbedaan antara individu
® Perbedaan kebudayaan
® perbedaan kepentingan
®
perubahan
sosial.
·
Pertentangan
mempunyai beberapa bentuk khusus:
® Pertentangan pribadi
® Pertentangan Rasial : dalam hal ini para
pihak akan menyadari betapa adanya perbedaan antara mereka yang menimbulkan
pertentangan
® Pertentangan antara kelas-kelas sosial :
disebabkan karena adanya perbedaan kepentingan
® Pertentangan politik : menyangkut baik
antara golongan-golongan dalam satu masyarakat, maupun antara negara-negara
yang berdaulat
®
Pertentangan
yang bersifat internasional : disebabkan perbedaan-perbedaan kepentingan yang
kemudian merembes ke kedaulatan negara
·
Akibat-akibat
bentuk pertentangan
® Tambahnya solidaritas in-group
® Apabila pertentangan antara
golongan-golongan terjadi dalam satu kelompok tertentu, akibatnya adalah
sebaliknya, yaitu goyah dan retaknya persatuan kelompok tersebut.
® Perubahan kepribadian para individu
® Hancurnya harta benda dan jatuhnya
korban manusia
® Akomodasi, dominasi, dan takluknya salah
satu pihak
Proses
dan interaksi social selalu akan terjadi didalam lingkungan masyarakat tetapi
dalam interaksi itu pula tidak luput dari interaksi dan proses yang negative
Dengan terselesaikannya makalah ini,
semoga dapat dimanfaatkan dan dapat dijadikan sumber pengetahuan baru oleh
semua pihak. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam menyusun makalah ini
karena keterbatasan materi yang kami miliki. Untuk itu kritik dan saran yang
membangun sangat kami harapkan agar kami bisa menjadi lebih baik dalam meyusun
makalah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar